Harga emas mengalami penurunan setelah melonjak lebih dari 2% dalam dua sesi sebelumnya dan mencetak rekor tertinggi. Penurunan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap aset bernilai akibat tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
Bullion berada di sekitar $2.912 per ons, sekitar $40 di bawah puncak tertinggi sepanjang masa yang dicapai pekan lalu. Trump menggandakan tarif untuk China dan memberlakukan bea masuk sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko. Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memberi isyarat kemungkinan adanya kelonggaran bagi dua negara tetangga AS tersebut. Dalam wawancaranya dengan Fox Business, ia menyebutkan bahwa beberapa tarif mungkin akan dikurangi dalam waktu dekat.
Kekhawatiran yang meluas bahwa perang dagang akan memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan global semakin meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai. Sejak akhir 2023, harga emas telah meningkat lebih dari 40%. Para pedagang obligasi semakin yakin bahwa tarif yang diterapkan oleh Trump akan mengguncang perekonomian AS, dengan survei klien JPMorgan Treasury menunjukkan posisi bullish bersih berada di level tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
Kanada dan China membalas kebijakan tarif AS pada hari Selasa. Ottawa menerapkan tarif bertahap pada barang-barang AS senilai $107 miliar, sementara China mengenakan bea masuk hingga 15% terhadap ekspor pertanian AS. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum pada hari Minggu menyatakan bahwa pemerintahannya akan mengumumkan langkah-langkah sebagai respons terhadap kebijakan Trump.
Harga emas spot turun 0,2% ke $2.912,25 per ons pada pukul 13:37 di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot tidak mengalami perubahan berarti. Sementara itu, harga perak dan platinum relatif stabil, sedangkan palladium mencatat kenaikan.