Harga Emas Naik dari Titik Terendah Tiga Pekan, Ancaman Tarif Baru Trump Dorong Permintaan Safe Haven

Emas

Harga emas mengalami kenaikan dalam perdagangan Asia pada hari Selasa, bangkit dari posisi terendah tiga minggu seiring meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah memanasnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Lonjakan harga ini menjadi sinyal bahwa investor kembali mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang kembali mencuat.

Per pukul 02:12 ET (06:12 GMT), harga emas spot naik sebesar 0,7% menjadi $3.002,68 per ons. Kenaikan ini mengakhiri tekanan yang terjadi pada sesi sebelumnya, di mana emas sempat turun di bawah level kunci $3.000 dan mencetak harga terendah sejak 13 Maret. Tekanan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aksi likuidasi yang dilakukan investor untuk menutup kerugian dari aset lain yang sedang mengalami penurunan tajam.

Para analis dari ING menyatakan bahwa meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven), dalam kondisi pasar yang sangat volatil, investor kadang-kadang juga menjual emas untuk menutupi margin call atau kerugian di tempat lain. Fenomena ini umum terjadi saat ketidakpastian sistemik membuat investor mengambil langkah defensif secara menyeluruh.

Kontrak berjangka emas yang akan jatuh tempo pada bulan Juni tercatat naik 1% menjadi $3.024,0 per ons pada hari Senin, memperkuat sinyal pembalikan arah jangka pendek setelah koreksi yang cukup dalam.

Kenaikan harga emas kali ini dipicu oleh retorika keras Presiden AS Donald Trump, yang pada hari Senin mengancam akan memberlakukan tambahan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang asal Tiongkok. Ancaman ini datang sebagai tanggapan atas keputusan Beijing yang baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap produk-produk Amerika sebesar 34%. Ketegangan ini kembali mengguncang pasar global dan memperkuat narasi bahwa logam mulia tetap menjadi pelabuhan aman di tengah badai geopolitik dan ekonomi.

Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh potensi perang dagang berkepanjangan membuat investor global kembali memperkuat posisi mereka di aset defensif seperti emas. Logam kuning ini tetap menjadi pilihan utama karena nilainya yang cenderung stabil dan historis terbukti mampu mempertahankan daya beli dalam jangka panjang, terutama saat inflasi dan tekanan eksternal meningkat.

Dalam jangka pendek, sentimen pasar terhadap emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan hubungan dagang antara Washington dan Beijing, serta arah kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia. Jika ketegangan perdagangan terus memburuk, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven berpotensi meningkat lebih jauh.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.