Harga Emas Terus Menguat di Tengah Memanasnya Perang Dagang AS-Tiongkok

Emas

Harga emas kembali memperpanjang penguatannya pada hari Kamis, terdorong oleh meningkatnya ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Meskipun Presiden Donald Trump mengumumkan jeda tarif selama 90 hari untuk sebagian besar negara lain, kebijakan terhadap Tiongkok justru diperketat, menciptakan ketidakpastian global yang signifikan dan mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset safe haven seperti emas.

Pada pukul 08:16 GMT, harga emas spot tercatat naik 0,9% ke level $3.110,69 per ons, melanjutkan reli setelah mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak Oktober 2023 pada sesi sebelumnya. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 1,5% ke posisi $3.126,70, menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek jangka pendek logam mulia ini.

Langkah Trump untuk menurunkan sementara tarif atas banyak negara bertolak belakang dengan kebijakannya terhadap Tiongkok, di mana tarif impor dinaikkan tajam dari 104% menjadi 125%. Kebijakan ini muncul sebagai respons atas tindakan balasan dari Beijing yang menetapkan tarif sebesar 84% atas produk-produk asal AS. Ketegangan yang meningkat ini telah memperkuat persepsi risiko global dan memperbesar daya tarik emas sebagai alat lindung nilai.

Analis komoditas dari WisdomTree, Nitesh Shah, menekankan bahwa dunia saat ini berada dalam situasi ketidakpastian ekstrem. “Kita tidak tahu ke mana arah perang dagang ini akan berkembang… Saya rasa sepanjang tahun ini, emas akan terus menanjak,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi betapa kuatnya sentimen pasar terhadap emas di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang tak kunjung reda.

Dari sisi kebijakan moneter, risalah pertemuan Federal Reserve terbaru menunjukkan kekhawatiran mendalam di antara para pembuat kebijakan mengenai risiko inflasi yang lebih tinggi bersamaan dengan perlambatan ekonomi. Beberapa anggota bahkan memperingatkan tentang “kompromi sulit” yang mungkin harus diambil oleh bank sentral dalam waktu dekat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Saat ini, fokus utama investor tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan rilis pukul 12:30 GMT. Data ini akan menjadi indikator kunci dalam menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Pasar saat ini memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 84 basis poin hingga akhir tahun.

Emas tetap menjadi aset yang sangat diminati dalam kondisi suku bunga rendah dan tekanan inflasi yang tinggi. Sejak awal tahun ini, harga emas spot telah naik lebih dari 18%, mencerminkan kekuatan tren bullish yang didorong oleh kombinasi faktor makroekonomi dan geopolitik. Shah bahkan memperkirakan bahwa harga emas bisa mencapai $3.600 dalam waktu setahun, dengan potensi kenaikan hingga $4.000 jika ketegangan global terus memburuk.

Dalam konteks yang serba tidak pasti ini, emas kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu instrumen investasi paling stabil dan strategis dalam portofolio global.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.