Harga Perak Naik untuk Sesi Kedua Berturut-turut, Didorong Ketidakpastian Geopolitik dan Kebijakan Trump

Harga perak melonjak melampaui level $31 per ons pada hari Kamis, memperpanjang reli ke sesi kedua berturut-turut seiring dengan pulihnya pasar komoditas global. Lonjakan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump secara mengejutkan membatalkan kebijakan tarif timbal baliknya dan menurunkan tarif baru atas sebagian besar impor dari mitra dagang utama Amerika Serikat menjadi 10% selama 90 hari ke depan. Langkah ini dimaksudkan sebagai jendela negosiasi dagang baru, meskipun ketegangan tetap tinggi dengan Tiongkok yang masih dikenai tarif tinggi sebesar 125%.

Kebijakan Trump tersebut memicu sentimen hati-hati di kalangan investor global, karena meskipun ada pelonggaran tarif terhadap negara-negara mitra lainnya, hubungan antara Washington dan Beijing tetap penuh ketegangan. Eskalasi perang dagang yang terus berlanjut dengan Tiongkok menciptakan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang mendalam. Dalam kondisi seperti ini, permintaan terhadap aset lindung nilai seperti perak dan emas cenderung meningkat, yang menjelaskan mengapa harga logam mulia tersebut mengalami lonjakan.

Dalam waktu yang bersamaan, risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru mengungkapkan kekhawatiran mayoritas pejabat The Fed terhadap potensi terjadinya stagflasi—sebuah kondisi ekonomi di mana inflasi tinggi terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan tingginya pengangguran. Mereka juga menyoroti bahwa kebijakan perdagangan pemerintah saat ini bisa menghambat tujuan ganda The Fed, yaitu menjaga stabilitas harga dan memastikan tingkat lapangan kerja yang optimal.

Perhatian pasar kini beralih ke data inflasi Amerika Serikat yang akan segera dirilis. Data ini dianggap krusial untuk mengukur seberapa besar tekanan harga yang ada saat ini dan memberikan panduan yang lebih jelas terkait arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Jika inflasi tetap tinggi, maka spekulasi kenaikan suku bunga kembali akan mengemuka—namun di sisi lain, sinyal perlambatan ekonomi bisa mendorong pendekatan yang lebih hati-hati.

Lonjakan harga perak ini mencerminkan kompleksitas dinamika global saat ini, di mana sentimen pasar sangat dipengaruhi oleh keputusan kebijakan yang tidak terduga dan tensi geopolitik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Dalam kondisi seperti ini, investor global cenderung mencari perlindungan di aset yang dianggap lebih stabil, dan perak menjadi salah satu pilihan utama.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.