Harga Emas Terkoreksi dari Rekor Tertinggi karena Aksi Ambil Untung Investor

Emas

Harga emas dunia mengalami penurunan pada hari Kamis setelah mencetak rekor tertinggi baru, didorong oleh aksi ambil untung dari investor yang sebelumnya memanfaatkan lonjakan harga akibat kekhawatiran atas kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump. Koreksi ini mencerminkan respons pasar yang wajar terhadap pergerakan harga yang terlalu cepat dalam waktu singkat.

Harga spot emas turun sebesar 0,8% ke level $3.318,19 per ons pada pukul 08.27 GMT, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi baru di $3.357,40. Sepanjang pekan ini, emas masih mencatatkan kenaikan sebesar 2,5%, menandakan bahwa sentimen pasar terhadap logam mulia tetap kuat. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS tercatat turun 0,5% ke $3.330,50.

Menurut Ross Norman, analis independen, penurunan dari level tertinggi sepanjang masa ini kemungkinan besar dipicu oleh aksi ambil untung. Ia menambahkan bahwa penguatan tipis pada Dolar AS—meskipun dalam tren lemah—turut mengurangi daya tarik emas. Namun, ia menekankan bahwa setiap penurunan harga emas masih mendapatkan dukungan beli yang cukup kuat, yang menunjukkan bahwa sentimen pasar terhadap emas masih sangat positif.

Indeks Dolar AS (.DXY) berhasil pulih tipis dari posisi terendah tiga tahunnya pada hari Kamis, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan menekan permintaan jangka pendek. Kendati demikian, pergerakan ini dinilai belum cukup kuat untuk membalikkan tren bullish emas yang didukung oleh faktor fundamental.

Kenaikan signifikan harga emas sebesar 3,6% pada hari Rabu dipicu oleh keputusan Presiden Trump untuk membuka investigasi terhadap kemungkinan pengenaan tarif pada semua impor mineral kritis. Selain itu, pemerintah AS juga tengah mengkaji ulang impor sektor farmasi dan semikonduktor, yang memperkuat kekhawatiran pasar terhadap eskalasi ketegangan dagang global.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral akan menunggu data ekonomi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga. Ia juga memperingatkan bahwa kebijakan tarif dari Trump berisiko mendorong inflasi menjauh dari target The Fed. Dalam konteks ini, emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi kembali mendapat dukungan, terutama dalam lingkungan suku bunga rendah.

Menurut Carsten Menke, analis di Julius Baer, pasar saat ini menganggap bahwa emas akan tetap diuntungkan, apapun arah kebijakan yang akan diambil—baik itu stimulus tambahan dari bank sentral, maupun meningkatnya tekanan inflasi akibat proteksionisme perdagangan.

Namun, permintaan fisik emas di pasar utama seperti India menunjukkan penurunan. Kenaikan harga yang sangat tajam membatasi minat beli, sementara di Tiongkok—sebagai konsumen terbesar emas dunia—harga premi tetap stabil. Ross Norman menyebut bahwa partisipasi yang menurun dari pembeli emas tradisional bisa menjadi sinyal bahwa reli harga saat ini sudah mendekati puncaknya. Meski demikian, ia menambahkan bahwa koreksi besar tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, kecuali karena faktor teknikal seperti kondisi pasar yang sudah terlalu jenuh beli (overbought).

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.