Harga perak (XAG/USD) mengalami penurunan tajam ke area $32.50 pada sesi Eropa hari Kamis setelah gagal menembus level resistance kunci di $33.00. Koreksi ini terjadi setelah reli selama sepuluh hari berturut-turut yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan teknikal. Pelemahan ini dipicu oleh upaya Dolar Amerika Serikat (USD) untuk kembali menguat dari posisi terendahnya baru-baru ini.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama, terlihat mengalami rebound tipis dari level terendah tiga tahunnya di 99.00. Penguatan ini sebagian besar didorong oleh kemajuan positif dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang, yang memberi angin segar terhadap prospek ekonomi domestik AS.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa pertemuan dengan delegasi Jepang telah menunjukkan perkembangan besar dalam pembahasan kerja sama dagang bilateral. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa AS lebih condong pada pendekatan kerja sama perdagangan dibandingkan kebijakan tarif timbal balik yang agresif. Jika negosiasi dagang lainnya juga menunjukkan hasil positif, hal ini berpotensi memperkuat posisi USD secara lebih luas. Ketidakpastian ekonomi global pun akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi minat terhadap aset safe-haven seperti perak.
Di sisi lain, komentar bernada hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell turut menekan harga perak. Dalam pidatonya di Economic Club of Chicago, Powell menyatakan bahwa bank sentral membutuhkan lebih banyak kejelasan mengenai prospek ekonomi sebelum melakukan penyesuaian kebijakan. Pernyataan ini menegaskan dukungan terhadap kebijakan moneter yang ketat, yang secara historis kurang menguntungkan bagi aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia.
Namun demikian, tekanan penurunan harga perak diperkirakan tidak akan berlangsung terlalu dalam. Ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara Tiongkok dan AS masih menjadi faktor penyangga harga. Meskipun Beijing menunjukkan keterbukaan untuk berdialog, mereka menuntut pendekatan yang dilandasi rasa saling menghormati. Ketegangan ini tetap memberikan dorongan terhadap permintaan aset lindung nilai, menjaga minat terhadap perak di tengah dinamika pasar global yang belum stabil.