Harga minyak mengalami kenaikan pada hari Kamis, didorong oleh harapan akan terobosan dalam pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, dua konsumen minyak terbesar di dunia. Hal ini memberikan dukungan terhadap stabilitas harga di pasar minyak global.
Kenaikan Harga Minyak
Futures minyak mentah Brent naik sebesar 43 sen atau 0,7% menjadi $61,55 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS naik 49 sen atau 0,8% menjadi $58,56 per barel pada pukul 08:03 GMT. Analis SEB, Ole Hvalbye, mengatakan bahwa pasar hampir stabil di atas $61 per barel, dibantu oleh optimisme seputar situasi tarif saat ini dan potensi kesepakatan dalam pembicaraan perdagangan antara AS dan China.
Faktor Pendukung Harga Minyak
Harapan muncul setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dijadwalkan bertemu dengan pejabat ekonomi utama China pada 10 Mei di Swiss. Pertemuan ini bertujuan untuk meredakan perang dagang yang telah mengganggu ekonomi global. Mengingat AS dan China merupakan dua ekonomi terbesar dunia, perselisihan perdagangan di antara mereka berpotensi mengurangi pertumbuhan konsumsi minyak mentah.
Namun, tekanan terhadap harga minyak juga muncul dari rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) untuk meningkatkan produksi. Hal ini dapat menambah pasokan di pasar dan menekan harga lebih lanjut.
Prediksi Harga Minyak
Analis Citi Research menurunkan proyeksi harga Brent dalam tiga bulan ke depan menjadi $55 per barel dari sebelumnya $60, tetapi tetap mempertahankan prediksi jangka panjang di angka $60 per barel pada tahun ini. Sementara itu, kesepakatan nuklir AS-Iran dapat menekan harga Brent hingga $50 per barel jika pasokan meningkat, namun tanpa kesepakatan, harga bisa melonjak di atas $70 per barel.
Dampak Keputusan The Fed
Sementara itu, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga tidak berubah, namun menyoroti risiko inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi. Analis ING menyebutkan bahwa sikap The Fed yang cenderung menahan suku bunga sampai dampak tarif lebih jelas dapat memperkuat dolar AS. Hal ini turut menjadi hambatan bagi pasar komoditas secara keseluruhan, termasuk minyak.
Dengan dinamika pasar yang terus bergerak, investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan geopolitik dan kebijakan ekonomi, terutama dari pertemuan AS-China dan kebijakan OPEC+ dalam beberapa minggu ke depan.