Harga minyak mentah mengalami penurunan untuk hari kedua berturut-turut setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Iran hampir mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran. Brent turun di bawah $64 per barel, mengalami penurunan hingga 3,4% di London. Trump menyebut bahwa Iran telah “menyetujui persyaratan,” meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, harga minyak sudah mengalami tekanan setelah laporan dari NBC mengindikasikan bahwa Teheran bersedia berkomitmen untuk tidak memiliki senjata nuklir sebagai imbalan atas pengurangan sanksi, sebuah posisi yang telah lama dinyatakan oleh Iran.
Data Persediaan Minyak AS Menambah Tekanan Harga
Minyak mentah berjangka mengalami penurunan lebih lanjut pada hari Rabu setelah data pemerintah menunjukkan bahwa persediaan minyak AS meningkat tajam, merupakan kenaikan terbesar sejak Maret. Hal ini mengakhiri reli empat hari sebelumnya yang sempat mendorong harga naik hampir 10%. Kenaikan harga tersebut sebelumnya dipicu oleh kesepakatan dagang antara Tiongkok dan AS serta pernyataan keras Trump mengenai pasokan minyak Iran.
Dampak Kesepakatan Iran dan Prospek Harga Minyak
Harga minyak masih turun lebih dari 13% sepanjang tahun ini, dengan produsen AS memperkirakan sedikit perubahan harga hingga akhir tahun. Peningkatan pasokan dari Iran akan semakin meningkatkan potensi kelebihan pasokan menjelang akhir tahun, terutama setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mulai mengembalikan pasokan yang telah dikurangi sejak 2022.
Pada pukul 08:11 waktu London, Brent untuk pengiriman Juli turun 3,3% menjadi $63,88 per barel, sementara WTI untuk pengiriman Juni turun 3,4% menjadi $60,99 per barel.