Harga emas (XAU/USD) sempat turun ke level rendah harian, mendekati area psikologis penting $3.200 per troy ounce, namun berhasil bangkit tipis meski tetap berada di zona merah. Dukungan terhadap logam mulia ini muncul terutama dari pelemahan Dolar AS, yang menyentuh titik terendah dalam dua minggu terakhir.
Pelemahan Dolar AS terjadi di tengah spekulasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025. Ekspektasi tersebut muncul setelah serangkaian data ekonomi yang kurang menggembirakan, memperkuat pandangan bahwa kebijakan moneter ketat tidak akan bertahan lama. Situasi ini menguntungkan bagi emas, yang tidak memberikan imbal hasil, karena biaya peluang untuk memegang aset ini menjadi lebih rendah saat suku bunga menurun.
Di sisi lain, sentimen pasar global menunjukkan optimisme yang tinggi. Gencatan senjata sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok selama 90 hari dalam sengketa perdagangan memberikan napas segar bagi investor. Selain itu, harapan akan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina turut mendukung suasana pasar yang lebih risk-on, meskipun ketegangan geopolitik belum sepenuhnya mereda.
Namun, suasana pasar yang lebih terbuka terhadap risiko ini justru membatasi potensi kenaikan harga emas. Investor cenderung beralih ke aset yang lebih berisiko seperti saham dan meninggalkan aset safe haven seperti emas. Oleh karena itu, meski didukung oleh lemahnya Dolar AS, tekanan beli terhadap emas tetap tertahan oleh preferensi investor terhadap aset berisiko.
Fokus pasar saat ini tertuju pada pernyataan-pernyataan dari para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Ucapan mereka diperkirakan akan memberikan arahan baru bagi pergerakan Dolar AS, dan secara tidak langsung mempengaruhi dinamika harga emas. Ketidakpastian ini membuat para pelaku pasar berhati-hati dalam mengambil posisi besar, sembari menanti kejelasan arah kebijakan moneter AS berikutnya.
Secara keseluruhan, harga emas saat ini berada dalam tekanan jangka pendek namun tetap mendapat dukungan fundamental dari pelemahan Dolar AS. Arah selanjutnya akan sangat ditentukan oleh sikap The Fed dan perkembangan sentimen risiko global.