Harga Minyak Stabil di Tengah Ketidakpastian Negosiasi AS-Iran dan Sinyal Permintaan Global

Minyak

Harga minyak dunia menunjukkan pergerakan stabil pada hari Selasa, di tengah ketidakpastian hasil negosiasi antara Amerika Serikat dan Iran, serta perkembangan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Data ekonomi terbaru dari Tiongkok juga menambah nuansa kehati-hatian pasar, mengingat negara tersebut merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di dunia.

Kontrak berjangka minyak Brent untuk pengiriman Juli turun tipis sebesar 3 sen atau 0,1%, menjadi $64,73 per barel pada pukul 08:42 GMT. Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni—yang akan berakhir pada hari yang sama—menguat 48 sen menjadi $63,17 per barel. Kontrak yang lebih aktif untuk pengiriman Juli tercatat stabil di kisaran $62,13 per barel.

Pasar mencermati dengan saksama perkembangan negosiasi nuklir antara Washington dan Teheran. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan keraguan bahwa pembicaraan ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat, seperti dilaporkan oleh Mehr News. Saat ini, Iran sedang mengevaluasi kemungkinan melanjutkan ke putaran kelima perundingan. Jika sanksi terhadap Iran dilonggarkan, negara itu diperkirakan dapat meningkatkan ekspor minyak sebesar 300.000 hingga 400.000 barel per hari, menurut analis StoneX, Alex Hodes. Kemungkinan ini memberikan tekanan tersendiri terhadap harga minyak, karena pasokan global bisa kembali meningkat.

Di sisi lain, harga minyak tertahan dari potensi penurunan lebih lanjut oleh pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan belum siap untuk bergabung dengan Eropa dalam memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia. Hal ini memberi sinyal bahwa tekanan geopolitik terhadap Moskow masih berada dalam zona negosiasi. Dalam perkembangan yang mendukung sentimen pasar, Presiden Vladimir Putin dikabarkan siap memulai pembicaraan langsung dengan Ukraina untuk mencapai gencatan senjata, sebuah langkah yang dapat menstabilkan ketegangan regional dan meredakan kekhawatiran atas gangguan pasokan energi dari kawasan tersebut.

Sementara itu, data ekonomi dari Tiongkok menunjukkan prospek permintaan yang cenderung berhati-hati. Meskipun aktivitas manufaktur tetap dalam zona ekspansi, perlambatan di sektor konsumsi dan investasi infrastruktur memunculkan pertanyaan tentang kecepatan pemulihan ekonomi negara tersebut pasca-pandemi. Hal ini penting bagi pasar minyak global, mengingat Tiongkok menyumbang sebagian besar pertumbuhan permintaan energi dunia dalam dekade terakhir.

Kesimpulannya, harga minyak saat ini berada dalam fase konsolidasi, di mana pelaku pasar menimbang potensi peningkatan pasokan dari Iran dengan dinamika geopolitik yang masih berkembang dan sinyal permintaan global yang belum sepenuhnya solid. Stabilitas harga dalam jangka pendek kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh arah negosiasi internasional serta data ekonomi utama dari negara-negara konsumen energi terbesar.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.