Harga Emas Stabil Setelah Kenaikan Dua Hari, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Kekhawatiran Perdagangan

Emas

Harga emas bertahan stabil setelah mencatatkan kenaikan selama dua sesi berturut-turut. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap dampak ketegangan perdagangan global serta eskalasi geopolitik terbaru di Timur Tengah. Kombinasi faktor-faktor ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.

Pada awal perdagangan sesi Asia, emas berada di kisaran $3.290 per ons, setelah mengalami lonjakan lebih dari 2,5% dalam dua hari terakhir. Kenaikan ini datang setelah pekan terburuk sejak November lalu, yang sempat mengguncang pasar logam mulia. Namun, sentimen berbalik positif usai lembaga pemeringkat Moody’s mencabut peringkat kredit tertinggi Amerika Serikat. Langkah ini memperdalam kekhawatiran mengenai defisit anggaran negara tersebut yang terus membengkak, dan mendorong investor kembali mencari perlindungan di instrumen berisiko rendah seperti emas.

Kekhawatiran geopolitik turut menambah tekanan psikologis di pasar. Laporan dari CNN menyebutkan bahwa Israel mungkin tengah merencanakan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Meskipun keputusan akhir untuk melancarkan serangan belum dikonfirmasi, ketegangan yang muncul telah meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai di tengah potensi konflik berskala besar.

Selama tahun ini, emas telah mencatatkan kenaikan sekitar 25%, didorong oleh langkah diversifikasi aset yang dilakukan baik oleh sektor resmi maupun swasta. Banyak pihak mulai menjauh dari aset berdenominasi dolar AS, sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko moneter global yang meningkat. Kenaikan harga emas yang berhasil menembus batas psikologis $3.250 per ons pada Selasa lalu juga memicu aksi penutupan posisi short, yang selanjutnya mendorong harga ke level yang lebih tinggi.

Hingga pukul 08:19 waktu Singapura, harga emas tercatat berada di $3.293,44 per ons, nyaris tak berubah dari sesi sebelumnya. Di sisi lain, Bloomberg Dollar Spot Index mengalami sedikit pelemahan, sementara harga perak dan paladium cenderung stagnan. Platinum justru mencatatkan penurunan, menunjukkan bahwa sentimen positif saat ini lebih mengarah ke emas sebagai aset utama dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

Dengan latar belakang kondisi makroekonomi dan geopolitik yang tidak menentu, emas diperkirakan akan tetap menjadi pilihan utama investor yang mencari kestabilan dan perlindungan nilai. Ketahanan harga emas dalam menghadapi tekanan global menjadi bukti bahwa logam mulia ini masih memegang peranan penting dalam strategi diversifikasi portofolio jangka panjang.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.