Harga Emas Stabil di Wilayah Negatif: Ketidakpastian Ekonomi Global Tetap Menjadi Penopang

emas

Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan melemah selama sesi Asia pada Senin (26/05), tertekan oleh keputusan Presiden AS, Donald Trump, untuk menunda penerapan tarif terhadap Uni Eropa. Langkah ini menyebabkan investor menahan diri dari melakukan aksi beli baru terhadap logam mulia tersebut, terlebih setelah lonjakan tajam hampir 5% yang terjadi pekan lalu. Namun, koreksi signifikan tampaknya masih sulit terjadi di tengah kekhawatiran terhadap memburuknya kondisi fiskal Amerika Serikat.

Kelemahan Dolar AS memberikan penyangga terhadap harga emas. Dolar merosot ke level terendah bulanan sebagai respons terhadap ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan siklus penurunan suku bunga pada tahun 2025. Kondisi ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, mengingat sifatnya yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), tetapi tetap diminati saat imbal hasil aset lainnya melemah.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang terus berlangsung menjadi faktor penopang harga emas. Konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina serta ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah mendorong pelaku pasar untuk tetap mempertahankan posisi mereka di aset safe haven seperti emas. Ketidakpastian global ini membantu membatasi tekanan jual yang lebih dalam dan menciptakan dasar yang cukup kuat untuk stabilisasi harga emas dalam jangka pendek.

Meski demikian, pelaku pasar tampaknya enggan melakukan langkah besar sebelum ada konfirmasi teknikal yang lebih kuat mengenai arah selanjutnya. Penurunan lanjutan baru akan dikonfirmasi jika terdapat tekanan jual signifikan yang mampu menembus zona support penting, mengindikasikan bahwa tren kenaikan jangka pendek telah kehilangan momentumnya.

Fokus investor kini tertuju pada risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis pekan ini serta data makroekonomi utama AS, termasuk Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang merupakan indikator inflasi favorit The Fed. Hasil dari data ini diperkirakan akan menjadi katalis penting untuk pergerakan harga emas selanjutnya, baik memperkuat pemulihan atau justru memicu koreksi yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, harga emas masih terjebak dalam tarik-menarik antara faktor fundamental bearish jangka pendek dan dukungan makroekonomi yang tetap menguat. Ketidakpastian yang terus membayangi pasar global akan membuat emas tetap menjadi aset yang dipantau ketat oleh investor dalam beberapa waktu ke depan.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.