Dolar AS Merosot ke Level Terendah dalam Sebulan, Pasar Resah atas Penundaan Tarif oleh Trump

Dolar

Indeks dolar AS jatuh di bawah level 99 pada Senin (26/05), menyentuh titik terendah dalam lebih dari satu bulan, setelah penguatan signifikan euro menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk menunda penerapan tarif 50% terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli. Sentimen pasar pun langsung bereaksi negatif, memicu aksi jual terhadap mata uang cadangan dunia tersebut.

Penundaan ini diumumkan Trump melalui platform Truth Social, tak lama setelah percakapannya dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Dalam keterangannya, von der Leyen menyebut diskusi tersebut sebagai “positif,” namun menggarisbawahi bahwa masih dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan yang adil. Meski demikian, pernyataan Trump disertai ancaman baru: tarif 25% terhadap iPhone yang dijual di AS namun diproduksi di luar negeri. Pernyataan ini langsung memicu kekhawatiran pasar akan meluasnya tensi dagang lintas sektor.

Dolar AS terus berada di bawah tekanan karena ketidakpastian yang meningkat atas arah kebijakan perdagangan yang berubah-ubah dari Trump. Investor mulai mempertanyakan stabilitas kebijakan ekonomi AS, khususnya dalam menghadapi situasi geopolitik dan perdagangan global yang sensitif. Ketidakpastian ini secara langsung mengurangi daya tarik aset-aset AS, termasuk mata uangnya, dan mendorong pelaku pasar untuk beralih ke mata uang alternatif seperti euro atau aset safe haven lainnya.

Tekanan terhadap dolar diperparah oleh sinyal revisi besar terhadap paket pemotongan pajak dan rencana belanja pemerintah yang sebelumnya digadang-gadang oleh Trump. Dalam pernyataannya, ia mengindikasikan bahwa proposal tersebut mungkin akan mengalami “perubahan signifikan” di Senat. Ini semakin menambah kekhawatiran bahwa rencana fiskal AS bisa menjadi tidak berkelanjutan, terutama jika revisi tersebut memperbesar defisit anggaran negara.

Dari sudut pandang pasar valuta asing, sinyal-sinyal ketidakpastian ini menjadi pemicu utama aksi jual dolar, karena investor mencari kejelasan arah kebijakan makroekonomi. Ketika stabilitas fiskal dan arah kebijakan perdagangan menjadi tidak pasti, pasar cenderung bereaksi cepat dengan mengalihkan modal ke aset yang dianggap lebih aman atau menjanjikan pengembalian yang lebih stabil.

Dalam jangka pendek, outlook dolar AS tetap negatif kecuali ada kejelasan lebih lanjut dari Gedung Putih terkait kebijakan dagang dan fiskal. Sementara itu, pelaku pasar global akan terus memantau perkembangan perundingan antara AS dan Uni Eropa serta reaksi dari sektor teknologi terhadap potensi tarif tambahan. Ketidakpastian yang masih tinggi ini menjadi tantangan utama bagi dolar untuk kembali menguat dalam waktu dekat.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.