Harga Emas Menjauh dari Tertinggi Dua Pekan karena Penguatan Dolar AS dan Sentimen Risiko Positif

Emas

Harga emas (XAU/USD) mengalami tekanan jual untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa, seiring dengan bangkitnya Dolar AS dari posisi terendah bulanan dan menguatnya sentimen risiko global. Meski demikian, ketidakpastian yang masih menyelimuti kebijakan perdagangan AS serta kekhawatiran fiskal jangka panjang terus menjadi faktor pendukung harga emas dalam jangka menengah hingga panjang.

Pemulihan Dolar AS Menekan Harga Emas

Rebound moderat Dolar AS menjadi pendorong utama pelemahan harga emas belakangan ini. Setelah sempat mendekati level terendah bulanan, Dolar berhasil menguat karena meningkatnya permintaan terhadap aset berisiko menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda penerapan tarif terhadap Uni Eropa. Kebijakan ini dipandang sebagai sinyal meredanya ketegangan perdagangan global, sehingga mengurangi minat terhadap aset safe haven seperti emas.

Namun, penguatan Dolar ini masih bersifat terbatas mengingat tekanan jangka panjang terhadap mata uang tersebut belum sepenuhnya mereda. Pelaku pasar tetap berhati-hati dalam membuat taruhan agresif terhadap penurunan harga emas, mengingat kondisi ekonomi dan geopolitik global yang masih rentan terhadap gejolak.

Ketidakpastian Kebijakan Trump dan Risiko Fiskal AS

Di balik penguatan sementara ini, pasar masih dibayangi ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan Trump. Hubungan dagang antara AS dan Tiongkok, dua ekonomi terbesar dunia, tetap menjadi sumber kekhawatiran utama. Di sisi lain, rancangan undang-undang yang dijuluki “Big, Beautiful Bill” yang baru saja lolos dari DPR AS dan menunggu pemungutan suara di Senat, menimbulkan kecemasan terhadap potensi memburuknya defisit anggaran federal.

RUU tersebut diperkirakan akan menambah sekitar $4 triliun ke defisit primer selama satu dekade ke depan, memperkuat kekhawatiran bahwa beban fiskal AS bisa meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan. Ketidakpastian fiskal ini, bila berlarut-larut, berpotensi memicu minat kembali terhadap aset safe haven, termasuk emas.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed

Tanda-tanda melambatnya tekanan inflasi di AS telah meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga guna menopang pertumbuhan ekonomi. Para trader saat ini memperkirakan kemungkinan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun 2025. Harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar ini berperan menekan Dolar dan secara tidak langsung mendukung harga emas.

Meskipun begitu, investor tetap waspada terhadap fluktuasi jangka pendek harga emas yang dapat dipengaruhi oleh dinamika jangka pendek pasar valuta asing dan sentimen risiko global. Dalam kondisi seperti ini, volatilitas diperkirakan akan tetap tinggi, dan harga emas masih berpotensi untuk menguat jika risiko makroekonomi dan geopolitik kembali meningkat.

Harga emas saat ini berada dalam fase konsolidasi, tertekan oleh penguatan Dolar AS namun masih disokong oleh faktor ketidakpastian kebijakan dan risiko fiskal jangka panjang. Dengan meningkatnya kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan potensi eskalasi risiko global, logam mulia ini tetap menjadi instrumen lindung nilai yang menarik bagi investor jangka panjang.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.