Harga Emas Bertahan di Atas $3.300, Tapi Kenaikan Tertahan oleh Penguatan Dolar AS dan Antisipasi Risalah FOMC

Harga emas (XAU/USD) berhasil bangkit dari tekanan dan menarik minat beli saat terjadi penurunan pada Rabu, menghapus sebagian dari kerugian besar yang terjadi sehari sebelumnya. Namun, dorongan kenaikan ini masih lemah karena pasar diliputi oleh sinyal yang saling bertentangan dan kehati-hatian investor menjelang rilis Risalah Rapat FOMC.

Daya Tarik Emas Sebagai Aset Safe Haven Kembali Menguat

Ketidakpastian global kembali menjadi katalis positif bagi emas. Kekhawatiran terhadap tarif dagang yang diberlakukan di era mantan Presiden AS Donald Trump, masalah fiskal AS yang terus berlanjut, serta meningkatnya risiko geopolitik menjadi alasan utama mengapa investor kembali melirik emas sebagai aset lindung nilai. Di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil ini menjadi pilihan aman untuk menjaga nilai aset.

Selain itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025 memperkuat prospek positif untuk emas. Imbal hasil riil yang rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas, karena biaya peluang untuk memegang emas menjadi lebih rendah.

Dolar AS dan Pasar Saham Memberikan Tekanan Tambahan

Meski demikian, harga emas masih dibatasi oleh kekuatan Dolar AS yang terus berlanjut selama dua hari berturut-turut. Penguatan mata uang tersebut didorong oleh data ekonomi AS yang keluar lebih baik dari perkiraan. Hal ini membuat investor lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi AS dan menahan diri untuk menambah eksposur terhadap emas.

Nada positif yang mengiringi pasar saham juga turut menekan permintaan terhadap emas. Saat investor mulai kembali ke aset berisiko seperti saham, permintaan terhadap aset safe haven seperti emas cenderung menurun.

Risalah FOMC Jadi Fokus Pasar Selanjutnya

Investor saat ini bersikap hati-hati dan enggan mengambil posisi yang agresif pada pasangan XAU/USD sebelum rilis Risalah FOMC. Dokumen tersebut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai sikap bank sentral AS terhadap prospek suku bunga dan inflasi. Jika risalah menunjukkan kecenderungan dovish atau sinyal penurunan suku bunga yang lebih kuat, emas berpotensi kembali mencetak kenaikan signifikan.

Namun, jika nada yang muncul justru hawkish, maka harga emas bisa kembali tertekan. Oleh karena itu, investor disarankan untuk menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum melakukan aksi beli yang lebih besar.

Data Pesanan Barang Tahan Lama AS Berikan Sinyal Campuran

Pada hari Selasa, Biro Sensus AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama (durable goods orders) turun 6,3% pada bulan April. Penurunan ini memang cukup signifikan, namun masih lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar yang memprediksi penurunan hingga 7,9%. Sementara itu, pesanan inti yang tidak termasuk transportasi justru naik 0,2%, memberikan sinyal bahwa sektor manufaktur masih menunjukkan ketahanan dalam beberapa segmen.

Secara keseluruhan, meskipun harga emas masih berada di atas level psikologis penting $3.300, potensi kenaikannya saat ini masih dibatasi oleh kekuatan Dolar AS dan sikap wait and see menjelang publikasi risalah FOMC. Prospek jangka pendek untuk logam mulia ini akan sangat bergantung pada bagaimana pasar mencerna arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.