Harga emas menuju penurunan mingguan pertamanya di bulan ini, dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan peringatan inflasi dari Federal Reserve yang mengurangi harapan akan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Pada perdagangan Jumat pagi di London, emas spot berada di kisaran $3.351,53 per ons, turun lebih dari 2% dalam sepekan.
Meredanya ketegangan antara AS dan Iran menjadi faktor utama penurunan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas. Juru bicara Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa keputusan apakah AS akan bergabung dalam serangan Israel ke Iran baru akan diambil dalam dua minggu ke depan. Pernyataan ini menenangkan pasar, mengurangi kekhawatiran akan eskalasi konflik yang berpotensi mengganggu pasokan energi global dan mendorong inflasi.
Dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan risiko inflasi yang dipicu oleh agenda tarif Trump. Powell menyiratkan bahwa tekanan inflasi ini dapat menyulitkan bank sentral dalam menurunkan suku bunga. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi emas, mengingat logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil dan umumnya berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Meskipun begitu, secara tahunan harga emas masih mencatatkan kenaikan lebih dari 25% dan hanya terpaut sedikit dari rekor tertinggi sepanjang masa yang berada sedikit di atas $3.500 per ons pada April lalu. Namun, tren pekan ini menunjukkan adanya pergeseran minat investor ke logam mulia lain seperti platinum, yang mulai dipandang sebagai alternatif aset haven karena harga emas yang sudah sangat tinggi.
Sementara itu, pandangan lembaga keuangan besar Wall Street terhadap prospek harga emas masih terpecah. Goldman Sachs tetap optimistis dan memperkirakan harga emas akan menembus $4.000 per ons pada tahun depan. Sebaliknya, Citigroup memperkirakan harga akan terkoreksi ke bawah $3.000 pada tahun 2026, mencerminkan ketidakpastian arah jangka panjang.
Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan beragam. Harga perak dan platinum mengalami penurunan, sedangkan paladium mencatat kenaikan. Di sisi lain, Indeks Dolar Bloomberg turun tipis 0,1% pada hari itu, namun tetap lebih tinggi secara mingguan, menambah tekanan terhadap harga emas dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, pasar emas saat ini berada dalam fase konsolidasi, di tengah perpaduan antara pelonggaran risiko geopolitik dan dinamika kebijakan moneter global. Meskipun tren jangka panjang masih positif, investor disarankan untuk mewaspadai volatilitas harga emas dalam jangka pendek akibat sentimen pasar yang cepat berubah.