Perak kembali mencuri perhatian pasar. Setelah mengalami reli signifikan, harga perak saat ini diperdagangkan di kisaran $36,071 per ounce, mengalami sedikit koreksi setelah lonjakan sebelumnya. Namun, ketertarikan terhadap logam mulia ini belum mereda. Sentimen pasar masih sangat dipengaruhi oleh kondisi global yang penuh ketidakpastian, terutama inflasi tinggi dan kekuatan Dolar AS yang memengaruhi harga perak di pasar spot.
Inflasi Membakar Minat Terhadap Aset Safe Haven
Salah satu pendorong utama reli perak adalah kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang masih tinggi di berbagai belahan dunia. Investor global mencari perlindungan nilai terhadap penurunan daya beli mata uang fiat. Dalam konteks ini, perak—bersama emas—kembali diposisikan sebagai aset safe haven. Permintaan meningkat signifikan dari pelaku pasar ritel maupun institusional yang melihat potensi apresiasi jangka menengah hingga panjang, terutama jika tekanan inflasi terus berlangsung.
Dolar AS Kuat: Pedang Bermata Dua
Kekuatan Dolar AS menjadi faktor penekan bagi harga perak. Ketika Dolar menguat, daya beli investor internasional terhadap komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut menurun, termasuk perak. Namun, Dolar yang terlalu kuat juga sering diikuti oleh koreksi teknikal, yang berpotensi membuka ruang bagi logam mulia untuk kembali naik, terutama ketika pasar mulai mempertanyakan arah kebijakan moneter The Fed.
Permintaan Industri: Energi Terbarukan Jadi Penggerak Utama
Berbeda dari emas yang mayoritas digunakan sebagai alat lindung nilai, perak memiliki kegunaan luas di sektor industri. Sektor manufaktur, terutama teknologi dan energi terbarukan, terus menjadi tulang punggung permintaan logam ini. Perak digunakan dalam panel surya, semikonduktor, hingga perangkat elektronik berteknologi tinggi. Ketika tren global menuju dekarbonisasi dan transisi energi terus menguat, permintaan terhadap perak diperkirakan akan tetap solid.
Faktor Geopolitik dan Gangguan Pasokan Menambah Volatilitas
Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik global—terutama di kawasan Timur Tengah—juga memberikan dukungan terhadap harga perak. Perlindungan terhadap ketidakpastian global membuat investor lebih cenderung melirik aset yang dinilai lebih aman. Di sisi lain, gangguan rantai pasok dan distribusi logam, terutama dari negara-negara penghasil utama, turut mendorong harga naik. Kenaikan permintaan untuk komponen elektronik juga mempersempit pasokan perak di pasar spot.
Proyeksi Jangka Pendek: Sinyal Campuran dari Bank Sentral
Secara teknikal, analis memperkirakan harga perak akan bergerak sideways dalam kisaran $35.50–$37.00 per ounce dalam jangka pendek. Jika tekanan makroekonomi mereda atau inflasi kembali melonjak, maka harga perak bisa kembali mendekati atau bahkan menembus batas psikologis $37.00. Namun sebaliknya, sinyal hawkish dari bank sentral—seperti potensi kenaikan suku bunga lanjutan oleh The Fed—dapat memicu koreksi harga di bawah $36.00.
Aset Lama dengan Peran Baru
Perak saat ini bukan hanya logam mulia, tapi juga komoditas strategis di era teknologi dan energi bersih. Meskipun tantangan dari sisi kebijakan moneter dan kekuatan Dolar tetap ada, kombinasi antara permintaan industri, kekhawatiran inflasi, dan ketegangan geopolitik menjadikan perak sebagai aset yang patut diperhatikan. Di tengah ketidakpastian global, perak kembali membuktikan dirinya sebagai logam yang mampu bersinar—bukan hanya karena kilauannya, tetapi juga karena fundamentalnya.