Harga minyak naik tipis pada Kamis pagi waktu Asia, didorong oleh penurunan tajam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat serta harapan stabilitas geopolitik di kawasan Timur Tengah. Kenaikan ini memperpanjang tren penguatan sejak Rabu, ketika harga melonjak hampir 1% setelah sempat mengalami tekanan di awal pekan.
Penurunan Stok Minyak Mentah AS Mengisyaratkan Permintaan yang Kuat
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa stok minyak mentah turun sebesar 5,8 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 20 Juni. Angka ini jauh melampaui perkiraan analis yang hanya memperkirakan penurunan sekitar 797.000 barel. Selain itu, stok bensin juga tercatat turun sebesar 2,1 juta barel, menandakan peningkatan konsumsi bahan bakar seiring dimulainya musim berkendara di AS.
Data ini memperkuat pandangan pasar bahwa permintaan domestik AS mulai pulih secara signifikan setelah awal tahun yang lambat. Sentimen ini menjadi motor utama penguatan harga minyak global, dengan Brent naik 15 sen atau 0,2% menjadi $67,83 per barel dan WTI naik 20 sen atau 0,3% menjadi $65,12 per barel.
Kondisi Geopolitik Masih Jadi Perhatian Pelaku Pasar
Meski ada dorongan dari sisi fundamental, pasar tetap berhati-hati terhadap dinamika geopolitik, khususnya perkembangan terbaru dalam konflik antara Iran dan Israel. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa konflik telah mereda, namun menegaskan bahwa tekanan terhadap ekspor minyak Iran akan tetap diberlakukan.
Trump juga mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran sanksi jika Iran menunjukkan komitmen dalam pembicaraan nuklir mendatang. Pernyataan ini memberikan secercah harapan bagi pasar akan terjadinya stabilisasi lebih lanjut di kawasan, meskipun risiko ketegangan tetap membayangi.
Fokus Bergeser ke Pertemuan OPEC+ pada Awal Juli
Perhatian pasar kini mulai tertuju pada pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada awal Juli. Kepala perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft, Igor Sechin, menyebut bahwa aliansi produsen minyak tersebut mungkin akan mempercepat rencana peningkatan produksi hingga satu tahun lebih awal dari jadwal semula.
Jika rencana ini terealisasi, hal tersebut bisa menjadi penyeimbang bagi harga minyak yang telah terdongkrak oleh sentimen pasokan ketat. Namun untuk saat ini, faktor permintaan yang kuat tetap menjadi penopang utama pergerakan harga minyak global.
Kesimpulan
Penguatan harga minyak yang terjadi saat ini mencerminkan keseimbangan antara faktor fundamental yang mendukung dan ketidakpastian geopolitik yang membayangi. Penurunan tajam stok minyak AS menunjukkan pemulihan permintaan yang nyata, sementara harapan stabilitas di Timur Tengah memberikan sentimen positif tambahan. Namun, keputusan strategis dari OPEC+ akan menjadi kunci dalam menentukan arah harga minyak di paruh kedua tahun ini. Bagi pelaku pasar dan investor energi, dinamika ini menuntut kewaspadaan sekaligus kesiapan dalam merespons perubahan global yang cepat.