Harga emas bertahan stabil di kisaran $3.330 per ons pada Rabu pagi, ketika investor menimbang risiko fiskal Amerika Serikat dan prospek pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve menjelang rilis data ekonomi penting. Meskipun tidak banyak bergerak, emas masih mempertahankan kenaikan sebesar 2% dalam dua sesi sebelumnya, didorong oleh sentimen pasar pasca-pengesahan RUU pajak multi-triliun dolar oleh Senat AS.
RUU tersebut, yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump, diperkirakan akan memperlebar defisit anggaran sebesar $3,3 triliun dalam sepuluh tahun ke depan. Kini, legislasi itu tengah menunggu persetujuan dari DPR. Jika disahkan, tekanan terhadap keuangan negara bisa meningkat, yang berpotensi memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian fiskal.
Fokus utama investor kini tertuju pada laporan pekerjaan AS untuk bulan Juni yang akan dirilis Kamis ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan perlambatan pertumbuhan tenaga kerja dan kenaikan tingkat pengangguran, kondisi yang dapat memperkuat argumen untuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Hal ini terjadi setelah laporan pekerjaan sebelumnya yang lebih kuat dari perkiraan sempat meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga di bulan Juli.
Secara historis, biaya pinjaman yang lebih rendah cenderung menguntungkan komoditas seperti emas yang tidak menghasilkan imbal hasil (non-yielding), karena menurunkan opportunity cost untuk memegang aset tersebut. Tak heran jika investor mengamati dengan seksama sinyal dari bank sentral untuk menyesuaikan strategi portofolio mereka.
Sejauh tahun ini, emas telah naik lebih dari 25%, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset lindung nilai. Harga emas saat ini hanya sekitar $170 di bawah rekor tertingginya yang tercapai pada bulan April. Lonjakan ini diperkuat oleh ketegangan geopolitik yang meningkat, kekhawatiran akan perlambatan perdagangan global, serta pembelian masif oleh bank sentral dan arus masuk ke dana ETF berbasis emas.
Di sisi lain, pelaku pasar juga terus memantau perkembangan negosiasi perdagangan AS. Trump menegaskan tidak berniat menunda tenggat waktu 9 Juli untuk kenaikan tarif, meskipun sebagian besar pelaku pasar mulai menunjukkan sikap kurang khawatir terhadap manuver kebijakan yang tidak terduga dari sang presiden. Hal ini karena kondisi ekonomi domestik AS masih menunjukkan ketahanan yang cukup kuat.
Pada pukul 08:19 pagi waktu London, harga spot emas berada di $3.330,13 per ons, nyaris tidak berubah. Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index naik tipis 0,1% namun secara mingguan masih turun 0,5%. Harga perak dan platinum cenderung datar, sedangkan palladium mencatatkan kenaikan.
Dengan latar belakang yang kompleks ini—mulai dari ketidakpastian kebijakan fiskal AS, prospek pemangkasan suku bunga, hingga potensi gejolak geopolitik—emas terus memantapkan posisinya sebagai pilihan utama investor global dalam mengelola risiko di tengah kondisi pasar yang dinamis.