Di dunia pasar energi global yang selalu berfluktuasi, harga minyak mengalami penurunan signifikan, turun sebesar 4,3% baru-baru ini. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berakhir pada $77,37 per barel, mencatat penurunan sebesar $3,45, mencapai level terendah sejak akhir Juli 2023.
Penurunan tiba-tiba dalam harga minyak ini dapat diatributkan pada sejumlah faktor, termasuk data ekonomi yang bervariasi dari China dan peningkatan ekspor dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Faktor-faktor di Balik Penurunan Harga Minyak
Salah satu pemicu utama penurunan harga minyak ini adalah data ekonomi yang beragam yang berasal dari China. Kesehatan ekonomi China selalu menjadi perhatian khusus di pasar minyak global, karena China adalah salah satu konsumen minyak terbesar. Tanda-tanda kelemahan ekonomi China dapat memicu kekhawatiran tentang penurunan permintaan minyak.
Selain itu, serangan oleh Hamas ke Israel pada awal Oktober juga telah berdampak signifikan. Harga minyak Brent, patokan global, ditutup di bawah $84 per barel untuk pertama kalinya sejak serangan tersebut, berakhir di $81,61 per barel setelah turun sebesar 4,2%. Sementara itu, kontrak minyak mentah berjangka WTI berakhir pada $77,37 per barel, turun sebesar 4,3%.
Para analis telah memantau situasi ini dengan cermat, dan meskipun ada kekhawatiran tentang potensi konflik di wilayah tersebut yang dapat mengganggu pasokan minyak, tampaknya kekhawatiran ini agak mereda. Menurut analis OANDA Craig Erlam, “Pedagang akan tetap waspada terhadap tanda-tanda konflik yang lebih luas yang muncul di wilayah tersebut yang dapat mengganggu pasokan, tetapi tampaknya kekhawatiran ini sekarang sudah mereda.”
Giovanni Staunovo, seorang analis di UBS, juga menunjukkan bahwa pemulihan ekspor minyak dari OPEC menambah tekanan pada harga minyak. “Ekspor minyak mentah OPEC telah meningkat sekitar 1 juta barel per hari sejak terendahnya pada bulan Agustus, sebagai akibat dari penurunan permintaan domestik secara musiman di Timur Tengah. Tampaknya pasokan ini terlalu banyak untuk diserap oleh negara-negara konsumen minyak,” katanya.
Dinamika Permintaan dan Pasokan
Di sisi permintaan, impor minyak mentah China untuk Oktober 2023 menunjukkan pertumbuhan yang kuat, tetapi total ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan. Data ini menunjukkan terus berlanjutnya penurunan prospek ekonomi China yang didorong oleh penurunan permintaan di tujuan ekspornya yang terbesar, yaitu dunia Barat.
Sebaliknya, stok minyak mentah di Amerika Serikat naik hampir 12 juta barel dalam satu pekan terakhir, menurut sumber yang mengutip data American Petroleum Institute. Saat ini, Administrasi Informasi Energi AS memperkirakan penurunan sebesar 300.000 barel per hari dalam konsumsi minyak bumi total di negara tersebut tahun ini, membalikkan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan kenaikan sebesar 100.000 barel per hari.
Faktor lain yang memengaruhi harga minyak adalah hilangnya harapan di kalangan investor akan puncak suku bunga global. Perubahan ini telah membantu mengangkat mata uang Amerika Serikat dari posisi terendahnya sebelumnya, sehingga membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Neel Kashkari, Presiden Federal Reserve Minneapolis, menyarankan bahwa bank sentral Amerika Serikat mungkin perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mengurangi inflasi ke target 2%. Investor saat ini dengan cermat menunggu komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, yang akan dirilis nanti dalam pekan ini.
Robert Yawger dari Mizuho menambahkan, “Ada kekhawatiran di pasar minyak tentang peningkatan pasokan dan penurunan permintaan. Pasar saat ini tidak dalam kondisi ketat.”
Kesimpulan: Ketidakpastian di Pasar Minyak
Pasar minyak saat ini mengalami periode ketidakpastian, dengan berbagai faktor ekonomi, geopolitik, dan permintaan-pasokan yang berperan. Penurunan baru-baru ini dalam harga minyak global menyoroti seberapa sensitifnya pasar ini terhadap perkembangan ekonomi dan geopolitik.
Para analis dan investor akan terus memantau situasi ini dengan cermat, serta tindakan OPEC, dalam beberapa minggu mendatang, saat mereka berusaha memahami dinamika yang berkembang di pasar energi global. Trajektori masa depan harga minyak akan bergantung pada bagaimana faktor-faktor ini berkembang dan apakah ada perkembangan baru yang mengubah lanskap industri minyak.
Seperti biasa, tetap up-to-date dan fleksibel adalah kunci bagi mereka yang terlibat dalam dunia pasar minyak global yang kompleks dan selalu berubah.