Rupiah Terus Melemah
Mata uang rupiah kembali mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (17/4/2024). Hal ini dipicu oleh tekanan yang terus dilakukan oleh dolar AS ke depannya. Keputusan The Fed untuk tidak memangkas suku bunga acuan menjadi faktor utama yang memperkuat posisi dolar AS.
Pada pukul 12.45 WIB, rupiah turun sebesar 68,5 poin atau 0,42% menjadi Rp16.244 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik sebesar 0,13% ke level 106,391.
Teikan Dolar AS terhadap Mata Uang Asia Lainnya
Tidak hanya rupiah, mata uang Asia lainnya juga cenderung melemah. Peso Filipina turun 0,55%, yuan China 0,04%, rupee India 0,42%, ringgit Malaysia 0,03%, dan baht Thailand 0,54%.
Analisis Prospek Rupiah
Analis Pasar Uang, Lukman Leong, melihat bahwa prospek rupiah ke depannya masih akan tertekan oleh kekuatan dolar AS yang terus menguat. Menurut Lukman, penguatan dolar AS akan berlangsung dalam jangka panjang.
Menurutnya, pernyataan Kepala The Fed, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa mereka belum bisa menurunkan suku bunga karena inflasi yang masih tinggi menjadi indikasi bahwa penguatan dolar AS masih akan terjadi.
Dampak Pelemahan Rupiah
Pelemahan rupiah ini akan berdampak pada ekonomi secara keseluruhan. Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan terus mempertahankan suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi yang masih berada dalam target.
Bahkan, ada kemungkinan BI akan perlu meningkatkan suku bunga kedepan untuk menahan depresiasi rupiah. Suku bunga yang tinggi dan harga impor yang lebih mahal akan meredam permintaan dan menekan pertumbuhan ekonomi.
Keputusan The Fed
Keputusan The Fed untuk tidak memangkas suku bunga acuan merupakan respons terhadap data inflasi yang tinggi. Jerome Powell mencatat bahwa para pejabat membutuhkan lebih banyak waktu untuk mendapatkan keyakinan bahwa inflasi AS akan mencapai target sebesar 2% sebelum mereka menurunkan suku bunga.
Tindak Lanjut
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan bertemu pada 30 April-1 Mei untuk membahas lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga. Sebagai pelaku pasar, penting untuk terus memantau perkembangan ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap nilai tukar rupiah dan pasar keuangan secara keseluruhan.
Kesimpulan
Dengan The Fed yang enggan memangkas suku bunga acuan, prospek rupiah terhadap dolar AS masih akan tertekan ke depannya. Penguatan dolar AS yang diprediksi akan berlangsung dalam jangka panjang akan berdampak pada ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Pelaku pasar perlu memperhatikan keputusan The Fed dan perkembangan ekonomi global untuk mengambil langkah yang tepat dalam mengelola risiko dan peluang investasi.