Harga emas (XAU/USD) terus menarik aliran investasi safe-haven untuk hari kelima berturut-turut di tengah intensifikasi konflik Rusia-Ukraina. Pada sesi Asia Jumat ini, logam mulia tersebut mencapai puncak dua minggu, dengan fokus pasar tertuju pada potensi kenaikan ke level $2.700. Ekspektasi bahwa kebijakan ekspansif Presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump, dapat memicu tekanan inflasi lebih lanjut menjadi salah satu pendorong utama tren ini.
Emas Sebagai Lindung Nilai Inflasi
Sebagai aset yang dikenal sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, emas semakin diminati di tengah ketidakpastian geopolitik global. Konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas telah meningkatkan permintaan aset safe-haven seperti emas, di mana investor mencari keamanan di tengah kekhawatiran akan dampak geopolitik terhadap stabilitas ekonomi global.
Penguatan Dolar AS Tidak Menghalangi Momentum Positif
Meskipun reli Dolar AS pasca-pemilu AS mencapai level tertinggi sejak Oktober 2023, momentum bullish emas tetap tidak terganggu. Biasanya, penguatan Dolar AS membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, tetapi kondisi geopolitik saat ini tampaknya memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Spekulasi Inflasi dan Dampaknya terhadap Kebijakan Federal Reserve
Ekspektasi inflasi yang lebih tinggi juga membatasi ruang bagi Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Hal ini mendukung tingginya imbal hasil obligasi AS, tetapi tampaknya tidak cukup untuk menahan momentum positif harga emas yang sedang berlangsung.
Kesimpulan
Permintaan emas diperkirakan akan tetap kuat dalam waktu dekat, didorong oleh kombinasi faktor geopolitik dan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat. Level $2.700 kini menjadi target yang diawasi ketat oleh pasar, dengan sentimen safe-haven terus menjadi penggerak utama harga emas.