Harga emas mencatat kenaikan tipis dalam perdagangan Asia pada hari Kamis, meskipun pasar logam secara umum tertekan oleh penguatan dolar AS. Penguatan dolar ini didorong oleh spekulasi seputar potensi kepresidenan kedua Donald Trump, yang memengaruhi pasar logam industri dan komoditas lainnya. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai faktor-faktor utama yang mendukung pergerakan harga emas, termasuk tren imbal hasil Treasury dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral utama.
Kenaikan Harga Emas dan Dampak Penguatan Dolar
Dolar yang Kuat dan Pengaruhnya terhadap Emas
Meskipun harga emas mengalami kenaikan, penguatan dolar membebani pasar logam secara keseluruhan. Kenaikan dolar AS ini didorong oleh spekulasi politik terkait kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS. Dalam skenario seperti ini, kebijakan Trump diperkirakan akan bersifat inflasioner, yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Namun, kekuatan dolar biasanya berdampak negatif pada emas karena emas diperdagangkan dalam dolar. Ketika dolar menguat, harga emas cenderung lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat membatasi permintaan global.
Imbal Hasil Treasury yang Lebih Rendah Mendukung Harga Emas
Penurunan Imbal Hasil Treasury 10 Tahun
Penurunan imbal hasil Treasury AS, khususnya pada obligasi 10 tahun, membantu menopang harga emas. Pada hari Rabu, imbal hasil Treasury turun sebesar 0,5%, yang memberikan dukungan tambahan bagi harga emas. Logam mulia seperti emas umumnya berkinerja baik ketika imbal hasil obligasi turun karena emas tidak memberikan imbal hasil tetap seperti obligasi, sehingga lebih menarik ketika imbal hasil aset pendapatan tetap turun.
Pengaruh Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga
Investor juga tengah menantikan keputusan suku bunga dari beberapa bank sentral besar, yang diperkirakan akan memberikan stimulus lebih lanjut kepada pasar. Bank Sentral Eropa (European Central Bank) diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang dijadwalkan hari Kamis. Langkah ini sejalan dengan kebijakan moneter yang lebih longgar dari berbagai bank sentral di seluruh dunia, yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan global.
Pasar Tembaga: Reaksi Terhadap Kebijakan Properti China
Penurunan Harga Tembaga
Di sisi logam industri, harga tembaga mengalami penurunan baru, setelah pengumuman dari pemerintah China terkait dukungan terhadap sektor properti gagal memberikan kesan positif di pasar. Tembaga, sebagai indikator utama kesehatan ekonomi global, sangat dipengaruhi oleh perkembangan di China, yang merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia. Pasar tampaknya menilai bahwa langkah-langkah stimulus yang diumumkan belum cukup kuat untuk memulihkan sektor properti China yang sedang lesu.
Dampak pada Pasar Logam Industri
Penurunan harga tembaga mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas mengenai prospek pertumbuhan global. Dengan sektor properti China yang tetap tertekan, permintaan terhadap logam industri mungkin akan tetap lemah dalam jangka pendek. Hal ini menciptakan lingkungan pasar yang penuh ketidakpastian bagi investor yang berfokus pada logam industri.
Emas Mendekati Rekor Tertinggi
Pergerakan Spot Gold Dekat Rekor Tertinggi
Pada hari Rabu, harga spot emas mencapai $2.685,96 per ons, mendekati rekor tertinggi yang pernah tercatat. Harga emas mendapat dukungan dari penurunan imbal hasil Treasury dan spekulasi politik di AS. Meskipun pasar logam lainnya merasakan dampak negatif dari penguatan dolar, emas tetap bertahan karena statusnya sebagai aset safe haven, terutama dalam kondisi ketidakpastian ekonomi dan politik.
Masa Depan Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya pada Harga Emas
Dengan ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral utama, emas bisa terus menarik minat investor. Pemangkasan suku bunga akan menekan imbal hasil obligasi, yang pada gilirannya dapat terus mendukung harga emas. Investor perlu terus memantau langkah kebijakan dari bank sentral seperti ECB dan Federal Reserve, karena keputusan mereka akan memengaruhi arah harga emas di masa depan.
Kesimpulan
Harga emas mencatat kenaikan tipis di tengah kekuatan dolar AS, didukung oleh penurunan imbal hasil Treasury dan ekspektasi pemotongan suku bunga. Sementara itu, pasar logam industri seperti tembaga masih menghadapi tekanan dari ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait dengan kebijakan properti di China. Dalam beberapa minggu ke depan, pasar emas kemungkinan besar akan terus dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan moneter global dan spekulasi politik di AS.