Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan seiring dengan intensnya pemantauan terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat. Lonjakan nilai dolar AS turut memberikan tekanan terhadap sebagian besar komoditas, termasuk minyak mentah.
Penurunan Harga Minyak Brent dan WTI
Harga minyak Brent turun di bawah $75 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) mendekati $71 per barel. Dengan lebih dari dua pertiga negara bagian telah menutup penghitungan suara, Donald Trump memimpin awal perolehan suara elektoral dibandingkan Kamala Harris. Meskipun begitu, hasil akhir pemilu diperkirakan masih memerlukan waktu beberapa hari untuk diselesaikan.
Pemilu AS dan Dampaknya terhadap Kebijakan Energi
Hasil pemilihan presiden AS memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri, energi, dan iklim negara tersebut.
Potensi Kemenangan Donald Trump
Apabila Donald Trump memenangkan pemilu, kemungkinan besar akan terjadi pelonggaran terhadap pembatasan ekspor minyak Rusia. Selain itu, sanksi terhadap aliran minyak Iran mungkin akan diperketat, menurut RBC Capital Markets LLC.
Risiko Pasokan Minyak di Timur Tengah
Pasokan minyak telah mengalami fluktuasi dalam beberapa minggu terakhir akibat perubahan persepsi terhadap risiko di Timur Tengah. Iran semakin meningkatkan retorikanya terhadap Israel, menambah ketidakpastian di kawasan tersebut.
Retorika Iran terhadap Israel
Ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel dapat berdampak langsung pada pasokan minyak global, mengingat peran strategis Iran sebagai salah satu produsen minyak utama.
Penundaan Rencana OPEC+ untuk Pemulihan Pasokan
Aliansi OPEC+ menunda rencana untuk memulihkan pasokan minyak ke pasar untuk kedua kalinya. Penundaan ini menciptakan spekulasi di kalangan trader yang mulai mengantisipasi kemungkinan harga minyak mencapai $100 per barel jika konflik di Timur Tengah meningkat pasca pemilu AS.
Inventaris Minyak dan Produksi
Industri minyak juga dipengaruhi oleh laporan peningkatan inventaris minyak komersial di Amerika Serikat.
Data Inventaris Minyak Amerika
American Petroleum Institute, sebuah organisasi industri, melaporkan bahwa inventaris minyak komersial meningkat sebesar 3,1 juta barel minggu lalu. Peningkatan ini juga terlihat di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma. Data resmi lebih lanjut diharapkan akan dirilis pada Rabu mendatang.
Ancaman Badai Rafael terhadap Produksi Minyak
Di sisi lain, badai Rafael mengancam produksi minyak sekitar 1,7 juta barel per hari di Teluk Meksiko Amerika Serikat. Chevron Corp. telah menutup fasilitas minyak dan gas di wilayah tersebut sebagai langkah pencegahan terhadap potensi kerusakan akibat badai.
Pergerakan Harga Terbaru
Pada tanggal 6 November 2024, harga minyak Brent untuk penyerahan Januari turun 0,9% menjadi $74,84 per barel di Singapura. Sementara itu, WTI untuk pengiriman Desember menurun 0,8% menjadi $71,38 per barel.
Kesimpulan
Penurunan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk dinamika pemilu AS, kekuatan dolar AS, dan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Pergerakan harga ini mencerminkan sentimen pasar yang cermat dalam menilai dampak potensial dari hasil pemilu terhadap kebijakan energi global.