Nilai Tukar Dolar Australia Menguat setelah Pembicaraan dengan Trump

Dolar Australia

Penguatan Nilai Tukar AUD setelah Wawancara PM Australia

Pada Rabu (13/11), Dolar Australia (AUD) berupaya menghentikan tren pelemahan terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) setelah wawancara radio dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Albanese menyatakan bahwa ia mendiskusikan isu perdagangan dengan Presiden AS terpilih, Donald Trump, dalam panggilan telepon pekan lalu. Dalam percakapan tersebut, Albanese menyampaikan bahwa Amerika Serikat memiliki surplus perdagangan dengan Australia dan menegaskan pentingnya “perdagangan yang adil” antara sekutu.

Fokus Investasi Keamanan Australia

Selain pembicaraan perdagangan, Menteri Pertahanan Australia juga menyoroti pentingnya investasi besar yang telah dilakukan Australia dalam sektor keamanan. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat hubungan pertahanan antara kedua negara serta menambah stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Pengaruh Data Ekonomi Australia pada Nilai Tukar

Pasangan AUD/USD tetap dalam posisi tertekan setelah rilis data Indeks Harga Upah Australia yang lebih rendah dari ekspektasi pada hari Rabu. Data ini menjadi salah satu penyebab berlanjutnya tren penurunan AUD karena menunjukkan lambatnya pertumbuhan upah, yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat dan, pada akhirnya, pada pertumbuhan ekonomi Australia secara keseluruhan.

Pengaruh Kebijakan Perdagangan Trump pada Nilai Tukar

Optimisme pasar terhadap kebijakan perdagangan Trump juga turut memperkuat tren penurunan AUD. Para analis memperkirakan bahwa jika kebijakan fiskal Trump diterapkan, hal ini dapat meningkatkan investasi, pengeluaran, dan permintaan tenaga kerja di AS, yang pada akhirnya berpotensi memicu risiko inflasi.

Fokus pada Data Inflasi AS untuk Arah Kebijakan Selanjutnya

Para pelaku pasar kini memusatkan perhatian pada rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada hari Rabu. Indeks Harga Konsumen (CPI) utama diperkirakan akan menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 2,6% untuk bulan Oktober, sementara CPI inti diantisipasi akan naik sebesar 3,3%. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter AS yang akan datang.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.