Minyak mentah mencatat sedikit kenaikan pada Senin pagi setelah eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas selama akhir pekan. Namun, kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar di Tiongkok sebagai konsumen terbesar kedua dunia, serta proyeksi surplus minyak global, terus membebani pasar.
Perkembangan Harga Minyak
- Harga Brent Crude: Naik sebesar 29 sen (0,4%), mencapai $71,33 per barel pada pukul 05:02 GMT.
- Harga West Texas Intermediate (WTI): Bertambah 18 sen (0,3%), menjadi $67,20 per barel.
Pengaruh Konflik Rusia-Ukraina
Ketegangan di Eropa Timur meningkat drastis setelah Rusia meluncurkan serangan udara terbesar terhadap Ukraina dalam hampir tiga bulan terakhir pada Minggu, yang merusak parah infrastruktur energi Ukraina.
Keputusan Amerika Serikat untuk memberikan izin kepada Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang lebih jauh ke dalam wilayah Rusia menandai perubahan besar dalam kebijakan Washington terkait konflik ini. Hal ini memicu kekhawatiran akan eskalasi yang lebih serius di kawasan tersebut.
Tanggapan dari Rusia: Hingga saat ini, Kremlin belum memberikan pernyataan resmi. Namun, Rusia sebelumnya memperingatkan bahwa pelonggaran batasan penggunaan senjata oleh Ukraina dapat dianggap sebagai peningkatan konflik yang signifikan.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Minyak
Kekhawatiran Permintaan dari Tiongkok
Sebagai konsumen energi terbesar kedua dunia, perlambatan ekonomi Tiongkok terus menjadi perhatian utama. Jika pertumbuhan ekonomi negara ini melemah, permintaan bahan bakar diperkirakan akan menurun, yang dapat menekan harga minyak lebih lanjut.
Surplus Minyak Global
Proyeksi surplus pasokan minyak global untuk kuartal mendatang menambah tekanan pada harga minyak. Dengan produksi yang tetap tinggi dan pertumbuhan permintaan yang melambat, pasar menghadapi potensi ketidakseimbangan yang semakin besar.
Outlook Pasar
Meskipun ketegangan geopolitik sering kali menjadi pendorong kenaikan harga minyak, dampaknya saat ini dibatasi oleh kekhawatiran makroekonomi global. Para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan data ekonomi utama dari Tiongkok untuk menentukan arah pasar berikutnya.