Harga minyak mentah global mencatat penurunan pada hari Kamis setelah laporan mengejutkan tentang peningkatan stok bensin di Amerika Serikat. Selain itu, fokus investor kini tertuju pada pertemuan OPEC+ akhir pekan ini, yang akan membahas kebijakan produksi minyak.
Penurunan Harga Minyak Mentah
- Brent Crude Futures: Turun 14 sen (0,2%) menjadi $72,69 per barel pada pukul 04.01 GMT.
- WTI Crude Futures (West Texas Intermediate): Turun 14 sen (0,2%) menjadi $68,58 per barel.
Penurunan harga ini terjadi di tengah ekspektasi volume perdagangan yang lebih rendah selama liburan Thanksgiving di Amerika Serikat.
Faktor Penurunan Harga Minyak
1. Lonjakan Stok Bensin di AS
Laporan terbaru menunjukkan peningkatan tak terduga dalam stok bensin AS, yang memperkuat kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar melambat di pasar terbesar dunia ini.
Menurut Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar dari IG, momentum bearish minyak kemungkinan akan berlanjut dalam jangka pendek, terutama karena:
- Risiko gangguan pasokan dari Timur Tengah berkurang.
- Stok bensin AS melampaui ekspektasi.
2. Permintaan yang Melambat di AS dan China
Permintaan bahan bakar dari dua konsumen minyak terbesar dunia, AS dan China, dilaporkan tumbuh lebih lambat. Tren ini semakin menekan harga minyak, meskipun OPEC+ telah menerapkan pengurangan pasokan untuk membatasi penurunan harga.
Peran OPEC+ dan Pertemuan Mendatang
OPEC+, yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC bersama Rusia dan sekutunya, akan mengadakan pertemuan pada hari Minggu. Dua sumber dari kelompok ini menyebutkan adanya diskusi untuk menunda peningkatan produksi yang direncanakan mulai Januari.
Langkah ini bertujuan untuk:
- Menstabilkan harga minyak.
- Mengelola dampak dari pasokan global yang berlebih.
Pengaruh Geopolitik: Gencatan Senjata di Timur Tengah
Penurunan harga minyak minggu ini juga dipicu oleh kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hezbollah di Lebanon.
- Efek Gencatan Senjata: Meredakan kekhawatiran bahwa konflik dapat mengganggu pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
- Namun, analis dari ANZ Bank memperingatkan bahwa ketidakpastian geopolitik tetap menjadi ancaman bagi pasar minyak global, tergantung pada berapa lama gencatan senjata ini bertahan.