Performa Harga Perak Terkini
Harga perak terus mengalami tekanan setelah turun hampir $30 per ons pada Senin. Penurunan ini melanjutkan tren negatif dari minggu sebelumnya, dipengaruhi oleh penguatan dolar AS di tengah optimisme terhadap prospek ekonomi AS.
Dampak Penguatan Dolar AS
Penguatan dolar menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga perak. Ketika dolar AS menguat, harga komoditas yang dihargakan dalam dolar, seperti perak, menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Akibatnya, permintaan terhadap perak cenderung menurun.
Peningkatan nilai dolar juga didorong oleh pernyataan tegas dari Presiden terpilih AS, Donald Trump. Pada akhir pekan lalu, Trump mengancam negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) dengan tarif 100% jika mereka menciptakan atau mendukung mata uang baru yang berpotensi menggantikan dolar AS.
Faktor Ekonomi Global yang Berperan
Data Manufaktur Cina Positif
Meskipun harga perak melemah, data ekonomi dari Cina menunjukkan tren positif. Aktivitas manufaktur di negara tersebut tumbuh selama dua bulan berturut-turut pada November. Pertumbuhan ini didorong oleh serangkaian kebijakan stimulus dari pemerintah Cina, yang bertujuan meningkatkan aktivitas ekonomi domestik.
Namun, dampaknya terhadap pasar logam belum signifikan, karena pelaku pasar masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pertemuan politik utama di Cina akhir bulan ini. Kebijakan yang diumumkan di pertemuan tersebut berpotensi memengaruhi prospek permintaan logam di pasar terbesar dunia itu.
Situasi pasar perak saat ini mencerminkan kombinasi kompleks antara faktor geopolitik, ekonomi makro, dan dinamika mata uang. Penguatan dolar AS menjadi hambatan utama, sementara data positif dari Cina memberikan sedikit harapan bagi permintaan logam mulia ini.
Investor kini mengalihkan perhatian pada peristiwa ekonomi dan politik besar yang akan datang, termasuk kebijakan moneter AS dan keputusan strategis dari Cina. Dalam jangka pendek, volatilitas harga perak masih mungkin terjadi, terutama jika ada perkembangan baru terkait ketegangan antara AS dan BRICS.
Untuk mendapatkan keuntungan dalam pasar yang dinamis ini, pelaku pasar disarankan untuk terus memantau pergerakan dolar AS, data ekonomi global, dan kebijakan pemerintah terkait logam mulia.