Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis pada Selasa pagi, meskipun masih berada dalam kisaran perdagangan yang sempit. Pelaku pasar kini menanti hasil pertemuan OPEC+ pada 5 Desember mendatang, yang akan menjadi penentu langkah kebijakan produksi minyak selanjutnya.
Tren Harga Minyak Mentah Global
- Brent Crude Futures: Naik 31 sen (0,4%) menjadi $72,14 per barel pada pukul 07.04 GMT, setelah sempat turun 1 sen di sesi sebelumnya.
- West Texas Intermediate (WTI): Menguat 26 sen (0,4%) ke $68,36, melanjutkan kenaikan 10 sen pada hari Senin.
Kebijakan Produksi OPEC+: Perpanjangan Pengurangan Output
Beberapa sumber dalam OPEC+ menyatakan bahwa kelompok produsen minyak ini kemungkinan besar akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi hingga akhir kuartal pertama 2024.
- Analisis Goldman Sachs: Bank investasi ini memperkirakan bahwa perpanjangan kebijakan pengurangan produksi akan berlangsung hingga April 2024. Faktor-faktor seperti tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dari Rusia, Kazakhstan, dan Irak terhadap pemangkasan produksi mendukung prediksi ini.
- Tekanan Produksi: Meskipun ada dorongan dari beberapa negara anggota untuk meningkatkan output, surplus pasokan yang berpotensi muncul pada tahun depan membuat opsi ini sulit diambil.
Permintaan Minyak: Tantangan dari China dan Faktor Global Lainnya
Outlook permintaan minyak global tetap lemah, terutama dengan ekspektasi bahwa impor minyak mentah China, sebagai konsumen terbesar dunia, akan mencapai puncaknya pada 2024.
- China: Penurunan permintaan bahan bakar transportasi diperkirakan akan memperburuk kesenjangan antara permintaan dan pasokan.
- Arab Saudi: Eksportir minyak terbesar dunia ini diperkirakan akan menurunkan harga minyak untuk pembeli di Asia ke level terendah dalam empat tahun terakhir.
Faktor Eksternal yang Memengaruhi Harga Minyak
- Kebijakan Moneter AS: Ketidakpastian terkait keputusan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada Desember turut membatasi kenaikan harga minyak.
- Indeks Manajer Pembelian (PMI) China: Indeks PMI naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan pada November, memberikan sedikit sentimen positif terhadap pasar.
- Geopolitik Timur Tengah: Konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Hezbollah menjadi risiko tambahan bagi pasar minyak. Pada Senin, serangan udara menewaskan sembilan orang di Lebanon selatan, setelah Hezbollah menembakkan misil ke posisi militer Israel di area pertanian Shebaa yang dipersengketakan.
Data Inventori Minyak AS
- Ekspektasi Pasar: Stok minyak mentah AS diperkirakan turun pekan lalu, sementara persediaan bensin dan distilat kemungkinan meningkat, menurut survei awal Reuters.
- Laporan Resmi: Data mingguan dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA) akan dirilis pada Selasa dan Rabu, masing-masing.
Dengan berbagai faktor yang memengaruhi pasar, harga minyak diproyeksikan tetap berada dalam kisaran yang terbatas. Permintaan global yang lesu, ketidakpastian kebijakan OPEC+, serta faktor geopolitik dan ekonomi makro menjadi tantangan utama. Pelaku pasar harus terus memantau perkembangan kebijakan produksi, data ekonomi, serta situasi geopolitik yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga minyak di masa mendatang.