Harga minyak terus menunjukkan volatilitas dalam perdagangan awal hari ini, dipengaruhi oleh ketidakpastian terkait dampak kebijakan energi Presiden AS Donald Trump dan tarif yang diusulkannya terhadap pasar. Harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masing-masing naik 0,1% menjadi $79,06 dan $75,51 per barel, setelah sempat melemah di awal sesi perdagangan.
Menurut penelitian dari ANZ Research yang disampaikan oleh Daniel Hynes dan Soni Kumari, kebijakan Trump berpotensi memperketat pasar minyak dalam jangka panjang. Kebijakan ini meliputi rencana untuk mengisi kembali cadangan strategis, kemungkinan penerapan sanksi tambahan terhadap Rusia, dan penghentian pembelian minyak dari Venezuela.
Namun demikian, tarif perdagangan yang diterapkan oleh AS dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi global, sehingga melemahkan permintaan minyak. “Dibutuhkan lebih banyak rincian mengenai kebijakan ini untuk memahami dampaknya secara menyeluruh terhadap pasar minyak,” tambah mereka.
Ketidakpastian ini mencerminkan kompleksitas pasar energi global yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor pasokan dan permintaan, tetapi juga oleh dinamika geopolitik dan kebijakan ekonomi utama. Sementara beberapa kebijakan mungkin mendukung harga minyak, yang lain dapat memperlambat permintaan secara signifikan, menciptakan tantangan baru bagi para pelaku pasar dan investor.
Dalam situasi seperti ini, perhatian pasar akan terus tertuju pada perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan Trump, baik dalam aspek energi maupun perdagangan, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai arah pasar minyak di masa depan.