Harga silver bertahan di atas level $31,40 per ons pada Jumat, mendekati level tertinggi dalam tujuh minggu. Kenaikan ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengulangi ancamannya untuk memberlakukan tarif impor sebesar 25% terhadap Meksiko dan Kanada mulai Sabtu. Hal ini meningkatkan permintaan terhadap logam mulia sebagai aset safe-haven.
Selain faktor geopolitik, proyeksi dari The Silver Institute juga memberikan dukungan kuat terhadap harga silver. Lembaga tersebut memprediksi bahwa defisit pasar silver akan berlanjut untuk tahun kelima berturut-turut pada 2025. Defisit ini terutama disebabkan oleh tingginya permintaan industri dan investasi ritel, yang diperkirakan akan mengimbangi penurunan konsumsi di sektor perhiasan dan peralatan makan dari silver.
Penggunaan silver dalam industri terus meningkat, terutama dalam pembuatan panel surya, kendaraan listrik, dan elektronik konsumen. Kebutuhan akan silver di sektor-sektor ini semakin mendorong permintaan global. Sementara itu, pasokan silver secara global diperkirakan akan meningkat tahun ini, dengan produksi yang lebih tinggi dari China, Kanada, dan Chile. Namun, peningkatan pasokan ini tidak cukup untuk menutupi defisit yang terus berlanjut.
Analis memprediksi bahwa kombinasi antara ketidakpastian geopolitik, permintaan industri yang kuat, dan defisit pasokan akan terus mendukung harga silver dalam jangka menengah. Investor juga semakin mempertimbangkan silver sebagai alternatif investasi yang aman di tengah volatilitas pasar global. Dengan demikian, silver diperkirakan akan tetap menjadi aset yang menarik bagi para investor dan pelaku industri dalam beberapa tahun ke depan.