Harga emas bergerak melemah pada hari Senin seiring penguatan dolar AS, sementara para investor menunggu katalis baru setelah reli pekan lalu yang membawa emas mencetak tiga rekor tertinggi berturut-turut. Lonjakan harga tersebut sebelumnya didorong oleh kekhawatiran geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, dan harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Harga emas spot turun 0,2% menjadi $3.016,43 per ons pada pukul 10.02 WIB, sedangkan kontrak emas berjangka AS stabil di $3.020,80. Indeks dolar melayang di dekat level tertinggi tiga minggu, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Hal ini menambah tekanan jual jangka pendek bagi emas, meski sentimen jangka menengah tetap positif.
Menurut Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade, emas masih memiliki ruang untuk naik jika pasar tetap cemas dengan potensi dampak negatif tarif perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Namun, ia juga menambahkan bahwa potensi kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dapat mengurangi kekhawatiran geopolitik, yang pada akhirnya membatasi kenaikan harga emas.
Saat ini, delegasi Amerika Serikat tengah mengupayakan perjanjian gencatan senjata di Laut Hitam dan membuka dialog damai yang lebih luas dengan Rusia. Di sisi lain, situasi di Timur Tengah turut memengaruhi sentimen pasar setelah serangan udara Israel terhadap rumah sakit di Gaza pada hari Minggu menewaskan lima orang, termasuk seorang pemimpin politik Hamas.
Dari sisi kebijakan ekonomi, Presiden Donald Trump baru saja mengumumkan gelombang tarif balasan yang akan berlaku mulai 2 April, yang dikhawatirkan akan memicu inflasi lebih tinggi dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, Trump memberi sinyal pada Jumat lalu bahwa ada kemungkinan fleksibilitas terkait kebijakan tarif tersebut. Hal ini sedikit meredakan kekhawatiran pasar, namun juga membuat momentum kenaikan harga emas sedikit tertahan.
Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, tetap dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, dan tekanan inflasi. Sementara itu, The Fed pekan lalu memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%. Para pembuat kebijakan memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir 2025.
Dengan kondisi yang serba tidak pasti, para investor akan terus memantau perkembangan kebijakan moneter AS, potensi gencatan senjata di Ukraina, serta eskalasi di Timur Tengah untuk menentukan langkah berikutnya dalam perdagangan emas.