Harga Emas Stabil Usai Komentar The Fed: Tensi Geopolitik dan Ketidakpastian Ekonomi Masih Jadi Penopang

Emas

Harga emas kembali stabil setelah mengalami penurunan pada sesi sebelumnya, yang dipicu oleh peringatan Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait risiko inflasi terhadap ekonomi Amerika Serikat. Pernyataan Powell mengingatkan pasar bahwa meskipun suku bunga tetap, arah kebijakan moneter tetap bergantung pada dinamika harga konsumen ke depan.

Emas batangan diperdagangkan di kisaran $3.375 per ons, setelah melemah 0,6% pada hari Rabu. Meski The Fed mempertahankan suku bunga acuan dan masih memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, Powell menegaskan bahwa tekanan harga dari tarif tetap menjadi perhatian utama. Dalam konteks ini, inflasi yang memburuk dapat menghambat pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut — sebuah skenario yang kurang menguntungkan bagi emas, mengingat logam mulia ini tidak menghasilkan imbal hasil seperti obligasi atau deposito.

Bank Sentral AS juga merilis proyeksi ekonomi terbaru mereka — yang pertama sejak Presiden Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif impor besar-besaran pada April lalu. Proyeksi tersebut menunjukkan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah, inflasi yang lebih tinggi, dan penurunan tingkat pekerjaan. Semua indikator ini memperkuat persepsi bahwa ekonomi AS tengah memasuki periode ketidakpastian yang dalam, sehingga meningkatkan daya tarik aset lindung nilai seperti emas.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus menjadi katalis positif bagi harga emas. Trump menyatakan bahwa Iran telah menyia-nyiakan peluang untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklirnya. Beberapa pejabat AS dikabarkan tengah mempersiapkan opsi serangan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang. Ketidakstabilan global ini, bersamaan dengan ketidakpastian ekonomi makro, menjadikan emas sebagai pilihan utama investor yang mencari keamanan.

Permintaan emas juga terus didukung oleh aksi beli besar-besaran dari bank sentral dunia dan aliran dana ke produk investasi seperti exchange-traded funds (ETF). Kombinasi faktor tersebut telah mendorong harga emas naik hampir 30% sepanjang tahun ini — menunjukkan peran emas yang kembali bersinar di tengah gejolak global.

Per siang hari waktu Singapura, spot gold naik tipis 0,1% ke level $3.373,73 per ons. Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index tidak banyak berubah, menandakan kestabilan dolar yang belum mampu menekan harga emas secara signifikan.

Sementara itu, platinum melonjak lebih dari 2% ke level $1.350,17 per ons — tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan permintaan dan defisit pasokan yang terus berlangsung. Di sisi lain, perak juga mencatat performa impresif, diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak tahun 2011.

Secara keseluruhan, emas tetap menjadi komoditas strategis di tengah perpaduan antara ketidakpastian kebijakan The Fed, tensi geopolitik global, dan permintaan fisik yang solid. Para investor kini akan terus mencermati arah inflasi dan sinyal lanjutan dari The Fed sebagai penentu utama pergerakan harga logam mulia ke depan.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.