Dolar Australia Menguat di Tengah Perang Dagang

Dolar Australia

Dolar Australia (AUD) mengalami koreksi teknikal terhadap dolar Amerika Serikat (USD) untuk hari ketiga berturut-turut pada Senin (10/2). Namun, pasangan AUD/USD menghadapi tekanan ke bawah setelah Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataannya di atas Air Force One, mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium tanpa merinci negara mana saja yang akan terkena dampaknya.

Trump juga menyatakan bahwa tarif balasan tambahan akan diumumkan pada pertengahan minggu dan akan segera berlaku. Kebijakan ini akan sejalan dengan tarif yang diberlakukan oleh masing-masing negara, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Menanggapi pengumuman tersebut, Menteri Perdagangan Australia, Don Farrell, menegaskan pada Senin bahwa “baja dan aluminium Australia mendukung ribuan pekerjaan bergaji tinggi di Amerika Serikat dan sangat penting bagi kepentingan pertahanan bersama.” Farrell berupaya mendapatkan pengecualian tarif seperti yang diperoleh Australia pada masa kepemimpinan Trump tahun 2018.

Dolar Australia juga melemah di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perang dagang antara AS dan China, mengingat hubungan ekonomi Australia yang erat dengan China. Tarif baru AS terhadap impor China mulai berlaku minggu lalu, sementara tarif balasan dari China terhadap ekspor tertentu dari AS mulai diberlakukan pada Senin ini.

Pekan lalu, Trump dan Presiden China, Xi Jinping, diperkirakan akan bernegosiasi untuk mencari solusi setelah muncul laporan mengenai kemungkinan percakapan telepon antara kedua pemimpin tersebut. Namun, panggilan itu dilaporkan dibatalkan, meskipun masih ada harapan bahwa perundingan dapat terjadi di kemudian hari.

Di sisi lain, para pelaku pasar semakin yakin bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan memangkas suku bunga acuannya dari 4,35% pada pertemuan berikutnya di akhir Februari. Ekspektasi pasar menunjukkan kemungkinan sebesar 95% bahwa suku bunga akan dipotong menjadi 4,10%. Hal ini menyusul data yang menunjukkan bahwa inflasi inti telah melambat lebih cepat dari yang diperkirakan RBA, mendorong beberapa bank besar Australia untuk mempercepat proyeksi pemotongan suku bunga dari Mei ke Februari.

Ketidakpastian global dan kebijakan moneter Australia yang lebih longgar dapat terus mempengaruhi pergerakan AUD dalam beberapa minggu mendatang. Jika Australia berhasil mendapatkan pengecualian tarif dari AS, tekanan pada dolar Australia mungkin akan mereda. Namun, jika ketegangan perdagangan terus meningkat dan RBA benar-benar memangkas suku bunga, AUD berpotensi mengalami pelemahan lebih lanjut.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.